Niat Tata Cara Doa Puasa Nisfu Sya'ban 2020 Malam Nisfu Sya'ban Jatuh Pada Tanggal Berapa

Niat Tata Cara Doa Puasa Nisfu Sya'ban 2020 Malam Nisfu Sya'ban Jatuh Pada Tanggal Berapa - Malam nisfu sya'ban adalah malam ke 15 dari bulan sya'ban tersebut, yang mana malam itu adalah malam diangkatnya catatan amal manusia yang telah di lakukan selama satu tahun. Dan perlu di ketahui pula bahwa pada malam tersebut begitu banyak amalan-amalan yang harus kita kerjakan supaya kita mendapatkan ampunan pada saat catatan amal kita akan di angkat dari bumi. Pada malam nisfu sya'ban tersebut biasanya umat islam meminta di panjangkan usia meminta kelapangan rezeki dan juga meminta ketetapan iman dan islam.

Adapun diantara amalan-amalan yang di anjurkan pada bulan sya'ban ialah berpuasa sunnah, sebagaimana didalam sebuah hadis dikatakan bahwa Rosululloh saw lebih sering berpuasa dibulan sya'ban dari pada bulan-bulan yang lainnya. oleh karena itu maka bagi kita yang sangat berharap akan mendapat syafaat dari Rosululloh saw sangat di tekankan agar senantiasa melaksanakan puasa sunnah pada bulan sya'ban tersebut.

Selain berpuasa sunnah dan melaksanakan sholat dhuha, pada malam nisfu sya'ban umat islam juga di sarankan supaya jangan tidur dan mengisinya dengan berbagai kebaikan misalnya seperti sholat sunnah hajat, sholat sunnah taubat, sholat tasbih, memperbanyak membaca al-qur'an, memperbanyak dzikir, membaca sholawat, membaca istighfar, memperbanyak sedekah, beri'tikap di dalam mesjid,dan masih banyak lagi amalan-amalan yang lainnya.

Niat Tata Cara Doa Puasa Nisfu Sya'ban 2019 Malam Nisfu Sya'ban Jatuh Pada Tanggal Berapa

Namun yang paling sering di lakukan oleh kebanyakan umat islam di Indonesia adalah membaca suroh Yaasiin sebanyak tiga kali, dan semuanya mempunyai perannya masing-masing.
Bacaan suroh yaasiin yang pertama biasanya bertujuan meminta dipanjangkan umur, namun para ulama berpendapat yang dimaksud dengan panjang umur disini bukanlah dari jatah umur 50 tahun kemudian setelah membaca suroh yaasiin jadi 60 tahun, tapi yang dimaksud dengan panjang umur disini ialah kita mampu berbuat amal kebaikan dengan umur yang telah allah swt berikan kepada kita, sehingga nanti setelah kita wafat pun orang-orang akan tetap mengenang jasa-jasa kita.

Adapun doa yang dipanjatkan pada bacaan suroh yaasiin yang kedua ialah meminta di lapangkan diberkahkan dan dimudahkan dalam urusan mencari rezeki. dan yang dimaksud dengan rzeki yang barokah ialah rezeki yang bisa mendekatkan kemudian membawa kita pada jalan yang di ridhoi oleh allah swt, jadi meskipun kita di berikan harta yang sangat berlimpah oleh allah swt apabila harta tersebut tidak mampu membuat kita lebih patuh dan taat kepada allah swt itu belum termasuk rezeki yang barokah. justru kita harus waspada jangan sampai kekayaan yang kita miliki itu adalah merupakan istidraj dari allah ta'ala.

Dengan bacaan yaasiin yang ketiga umat islam meminta keteguhan Iman dan islam, karena ini adalah merupakan kuci keselamatan bagi seluruh umat. sehingga apabila seseorang meninggal dalam keadaan tidak beriman kepada allah swt, dia dipastikan akan celaka dan mendapatkan siksa. Namun meskipun ketika hidupnya dia mempunyai banyak dosa tapi ketika mati dia berada dalam keadaan beriman kepada allah swt, maka pasti suatu saat nanti dia akan merasakan nikmatnya syurga.Adapun untuk orang yang hendak berpuasa sunnah dibulan sya'ban berikut ini adalah bacaan niatnya.

Niat puasa sunnah bulan sya'ban

نويت صوم شهر شعبان سنة لله تعالى
Nawatu Shauma Syahri Sya'baana Sunnatan Lillahi Ta'aala

Artinya: Saya berniat puasa bulan sya'ban sunnah karena allah ta'aala

Dan untuk kamu yang ingin mendawamkan do'a yang dianjurkan untuk dibaca dimalam nisfu sya'ban, disini juga dimuat doa malam nisfu sya'ban lengkap arab dan latin berikut artinya.

Do'a malam nisfu sya'ban


اللَهُمَّ يَا ذَا المَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ.

اللَهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللَّهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِي، وَاكْتُبْنِي عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الحَقُّ فِي كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ "يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ" وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
Allâhumma Yâ dzal manni wa lâ yumannu ‘alaik, Yâ dzal jalâli wal ikrâm, Yâ dzat thawli wal in‘âm, lâ ilâha illâ anta zhahral lâjîn wa jâral mustajîrîn wa ma’manal khâ’ifîn.

Allâhumma in kunta katabtanî ‘indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahrûman aw muqtarran ‘alayya fir rizqi, famhullâhumma fî ummil kitâbi syaqâwatî wa hirmânî waqtitâra rizqî, waktubnî ‘indaka sa‘îdan marzûqan muwaffaqan lil khairât. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal ‘alâ lisâni nabiyyikal mursal, “yamhullâhu mâ yasyâ’u wa yutsbitu, wa ‘indahû ummul kitâb” wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil ‘alamîn
.

Artinya, “Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut.

Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT.”


Segitu aja dulu yaa pembahasan tentang nisfu syaban pada kesempatan kali ini, semoga kita di berikan panjang umur mudah rezeki dan ketetapan iman dan islam supaya kita bisa sama-sama mendapat ridho dari allah subhanahu wata'alaa.